Dalam static routing, network administrator memasukkan route. ke tabel routing secara manual untuk menuju ke spesific network. Konfigurasi harus diupdate secara manual setiap terjadi perubahan topologi.
- Static Routing mempunyai Administrative Distance (AD) 1 sehingga akan lebih dipilih dari pada dynamic routing.
- Better security, static routes tidak diadvertise dalam network.
- Use less bandwidth dari pada dynamic routing protocol, karena tidak melakukan pertukaran route.
- No CPU cycles are used to calculate and communicate routes
- The path a static route uses to send data is known.
- Konfigurasi dan maintenance yang memakan waktu.
- Tidak cucuk untuk network skala besar.
- Untuk jaringan kecil yang tidak akan terjadi perubahan topolgoi secara significant
- Routing ke/dari stub network, stub network adalah jaringan yang di akses hanya mempunyai 1 exit path (karena hanya mempunyai satu neighbor).
- Untuk uknown network menggunakan default route. ( ip route (spaci) destination network (spaci) subnetmask (spaci) ip/interface next-hop)
Buatlah seperti topologi dibawah dan konfigurasi interfacenya
Router BEKASI-R1
Router BANDUNG-R2
Yang mengarah ke Router BEKASI-R1
Yang mengarah ke Router JAWA-R3
Router JAWA-R3
Kabelnya akan langsung hijau semua
Konfigurasikan Routing static pada router BEKASI-R1 dan JAWA-R3. Router BANDUNG tidak perlu dikonfigurasikan static routing karena sudah direct connected dengan router Semarang dan jogja.
Router BEKASI-R1
Router JAWA-R3
Sekarang cek ping dan lihat tabel Routing
Router JAWA-R3 mencoba ping ke Router BEKASI-R1 dan cara melihat tabel routing dengan perintah show ip route
Router BEKASI-R1 mencoba ping ke Router JAWA-R3 dan cara melihat tabel routing dengan perintah show ip route
#NOTE
Jika tidak ada kabel serial silahkan tambahkan terlebih dahulu
1. klik dua kali pada router nya
No comments:
Post a Comment